Studi Sastra Dengan Pendekatan Ekstrinsik


sastra,b.indo, pendekatan, unsur unsur sastra, ekstrinsik, intrinsik, studi

 Apa Itu Pendekatan Ekstrinsik?   

    Pendekatan ekstrinsik adalah pendekatan yang mengacu pada hal-hal yang mempengaruhi penciptaan suatu karya sastra. Pendekatan ekstrinsik meliputi unsur – unsur diluar karya sastra yaitu mengkaji korteks diluar teks. seperti keadaan lingkungan pengarang baik itu ekonomi, politik, serta sosial.

    Walaupun unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada diluar akan tetapi secara tidak langsung unsur ini memengaruhi pada totalitas bangunan cerita karya sastra. Oleh sebab itu unsur ekstrinsik sangat penting diperhatikan untuk membantu dalam pemahaman karya sastra.

    Pengibaratan pada pembangunan sebuah rumah, unsur ekstrinsik bukan merupakan bahan untuk membangun sebuah rumah seperti batu bata, pasir dan yang lainnya. Akan tetapi unsur ekstrinsik mengacu pada kondisi lingkungan baik itu sosial serta budaya dalam pembangunan rumah sehingga memengaruhi model sebuah rumah yang di bangun tersebut.

Jadi apa itu studi sastra dengan pendekatan ekstrinsik?

    Dapat disimpulkan bahwa studi sastra dengan pendekatan ekstrinsik yaitu pengkajian atau telaah sastra melalui proses mempelajari suatu objek (karya  sastra) dengan pendekatan ekstrinsik meliputi unsur – unsur diluar karya sastra yang memengaruhi penciptaan suatu karya sastra. Baik itu biografi pengarang, sosiologis, psikologis, kondisi lingkungan dan lain lain.

Baca Juga: Adab Muqaran dan Realitas Keterpengaruhan Lapangan Sastra

Cakupan Pendekatan Ekstrinsik

1. Sastra dan Biografi

    Hubungan sastra dengan biografi diantaranya karena sebab utama lahirnya karya sastra yaitu karna adanya pengarang. Dengan adanya biografi membantu pemahaman proses sastra, karena dalam sastra terdapat sejumlah siklus hidup pengarang. Selain itu akan memberikan masukan terhadap penciptaan karya sastra.

    Biografi pengarang atau latar belakang penulis yaitu sebuah media yang memuat informasi seputar pengarang atau penulis. Dimana berkaitan dengan asal-usul penulis, termasuk pendidikan, agama, kependudukan, kondisi psikologisnya. Sebuah karya tentu tidak akan terlepas dari seorang pengarang, dengan ini maka akan membantu pembaca menelusuri serta  mempelajari karya tersebut melalui biografinya.

BACA JUGA : Apa Itu Pengetahuan Idealist dan Realist

2. Sastra dan Psikologis

    Psikologis atau proses kreatif adalah aktivitas psikologis yang berpengaruh pada pengarang saat menciptakan karya sastra. Hubungan sastra dengan psikologis tidak terlepas dari masalah penciptaan yang melibatkan berbagai macam kejiwaan pengarang. Dan untuk memahaminya perlu adanya dukungan ilmu psikologi yang mana akan digunakan untuk menilai suatu karya sastra. Selain itu psikologi juga menjelaskan proses kreatif dibalik penciptaan suatu karya sastra atau apa yang menjadi sebab terciptanya suatu karya sastra tersebut.

Baca Juga : Bagaimana Caranya Supaya Fokus Belajar

3. Sastra dan Masyarakat

    Soemanto (1993), berpendapat bahwa dalam pemahaman sastra berkaitan dengan masyarakat yaitu memiliki hubungan timbal balik dalam derajat tertentu. Kemudian sosiologi sastra meneliti penautan sastra dengan kenyataan masyarakat.

Klasifikasi hubungan timbal balik antara sastra, sastrawan dan masyarakat.[1]

  • Meliputi korteks sosial masyarakat.
  • Fungsi sosial sastra.
  • Sebagai cerminan masyarakat.


4. Latar Belakang Pembuatan Karya Sastra

    Yaitu alasan atau motivasi mengapa penulis ingin membuat dan menyelesaikan suatu karya sastra.


5. Keadaan Lingkungan Pengarang

    Untuk memberikan gambaran pada karyanya, terkadang pengarang menjadikan keadaan lingkungan pada masa tertentu sebagai acuan. Baik itu ekonomi, politik, ideology serta sosial.

BACA JUGA : Mengurangi Kecanduan HP

6. Nilai-nilai di dalam karya sastra 

   Nilai  - nilai yang terkandung di dalam karya sastra yaitu  nilai yang dikemas secara implisit dalam karya sastra melalui tokoh, tema, alur dan latar. Contohnya Nilai moral (Nasehat dan ajaran), Nilai sosial (Berkaitan dengan tata pergaulan serta interaksi sosial), Nilai budaya (Adat, kebiasaan maupun peradaban), Nilai pendidikan (Edukasi).


7. Sosiologis (kemasyarakatan)

    Yaitu hubungan sosial, adat istiadat, intuisi atau profesi antar manusia satu dengan yang lainnya, diasumsikan sebagai potret atau cermin kehidupan masyarakat dalam cerita rekaan.


8. Sastra dan Seni

    Pertimbangan sastra sebagai seni yaitu pada pembangunan kata maupun kalimat yang membangun badan karya satra memperhatikan nilai keindahan bahasa. Hal ini menjadi bentuk pengekspresian pengarang dengan seni bahasa yang indah. Sehingga hal yang bersifat indah inilah yang memberikan kepuasan panca indra tentunya bagi pembaca itu sendiri. Contohnya pada puisi, maka seorang penyair akan  memperhatikan nada dan rima dengan  memilh kosakata yang tepat dengan tujuan dapat menyampaikan tujuan pengarang tanpa harus mengurangi keindahan nilai bahasanya.


[1]

Damono (1978:3-4)


Referensi :
  • Wellek Rene dan Austi Werren.1989. Teori Kesusastraan. Melani Budianta. Jakarta Gramedia
  • Wellek dan Warren dalam Nurgiyantoro, 1995:23- 24
  • Damono, Sapardi Djoko.1978. Sosiologi Sastra: sebuah pengantar ringkas. Jakarta : Depdikbud.
  • Sastra dengan pendekatan ekstrinsik dan instrinsik pada yonisabella21.blogspot.com





Comments

  1. halo mbak. bolehkah saya tahu referensi yang mbak ambil mengenai pendekatan ekstrinsik ini darimana?

    ReplyDelete

Post a Comment

Postingan Terbaru

Popular Posts

Adab Muqaran dan Realitas Keterpengaruhan Lapangan Sastra

Kanvas Misterius

Berharap Pada Angin Itu Percuma

Penikmat Instagram Story-mu