Penikmat Instagram Story-mu
Hey kawan! mungkin kalian akan bilang konyol, Via melupakan pesan yang disampaikan semesta? Pesan yang mengajarkan untuk menahan sapa kepada penumpang, yang mereka sendiri masih terombang-ambing di lautan pertanyaan tak pasti. Lalu kalian akan leparkan pertanyaan “kenapa dia justru tidak bisa ciptakan lakon ceria diceritanya?” boleh saya jawab dengan melemparkan pertanyaan lain? “bisakah kau menebak ending dari sebuah cerita?”
Benar kawan! itu kendali waktu. Lihatlah prosesnya memang selalu di bikin kembali. Kembali pada jeratan perasaan.
Setelah dari kafe, mereka menyegerakan shalat maghrib. Tepat pukul 18.30 mereka sampai di masjid Al-Ikhlas.
"Vio, apakah kamu ada agenda setelah ini?" tanya via.
"Sepertinya iya, aku ada janji dengan temanku. tapi setelah aku antarkan kamu pulang terlebih dahulu" jawab Vio dengan penuh pengertian, memastikan keamanan Via.
"Tidak Vio, orang rumah nanti jemput aku, tadi kamu kan tau".
Dengan setengah hati, vio menjawab "baiklah, kita berpisah di sini?" jawabnya.
"Ada apa denganmu, seperti mau berpisah kemana saja, wkwk" rayunya dengan sedikit lelucon.
Tidak, ini bukan soal perasaan. Vio memang laki-laki yang penuh dengan tanggung jawab. Ia tidak mungkin meninggalkan Via sebelum memastikan keselamatannya terjamin. Namun, akhirnya mereka berpisah diantara persimpangan, menuju tempat wudhu masing masing.
Selesai shalat, via menengadahkan tangannya dengan menyapaikan segudang harapan pada penciptanya. Suttttsss dengar! suara itu,,, benar suara itu sperti tidak asing baginya, ia tau betul nama pemiliknya. Setelah selesai berdo'a, ia mengintip di balik pembatas shaf, ternyata itu benar, lagi-lagi itu Vio.
Via terherankan kenapa Vio masih menetap dengan khusyu, sedangkan ia bilang ada janji dengan temannya dalam waktu dekat ini. Via benar-benar menemukan sosok Vio di sisi yang berbeda. Ia hanya melihat sisi yang mampu membuat persepsi bahwa "Sulit membedakan rasa kagum dan cinta". Benar! keindahan suara Vio, dalam melantunkan ayat-ayat suci itu, ia seperti mengetahui makna dari setiap katanya, tartil sekali, dan menyiratkan ketenangan.
Ahh sial Via benar-benar tidak ingin kilas balik seperti yang sudah-sudah. Biar aku perjelas, ini soal keterkaitan perkataanya kemarin "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? apakah kita ada keterkaitan selain rekan kerja?" TAKUT, TAKUT dikecewakan, hanya itu. Karna dulu pun pria yang ia kagumi, oh tidak bahkan ia cintai! justru ia tidak menunjukan komitmen itu padanya. Via benar-benar nanar dengan pikiranya yang terus dihantui perkataan "Hey mungkin kamu yang terlalu baper!"
Hatinya menjerit menyuarakan pembelaan:
Pernyataan itu, selalu saja memotong.
Tolong kalau kiranya itu caramu, jangan uji coba pada hati yang benar-benar tulus.
Sebab bagaimana kamu bisa ngerti, membaca prolognya pun tidak sama sekali.
Lantas kenapa kalau bukan pelabuhan yang kau tuju.
Kenapa kau menjanjikan kapal untuk saya menunggu di ujung laut sana?
Sedang aku dan duniaku, akan baik-baik saja jika hanya melihatmu sebagai senja saja.
Bukan nahkoda!
Telah ku berikan kepercayaan kau yang menentukan arah.
Tapi kau bantingkan harapanku dengan perpisahan.
Dia bilang,,,,, aku harus pergi mencari berlian.
"Layak untukmu" kau bilang.
Dari situ aku paham bahwa kau hanya menyimpulkn dari satu sisi.
Pikirannya tidak karuan, lantas Via cepat-cepat melangkah kebelakang untuk melanjutkan rutenya untuk pulang ke rumah.
Suara kelakson mobil terdengar menandakan kakak-nya sudah tiba untuk menjemputya. Lagi dan lagi. Ia lupa untuk membawa temanya hari ini. "Buku mungil" Via lupa untuk meneruskan halaman 416 yang sudah sampai pada versi penyelamatan. INI BENAR BENAR GAGAL, ponsel Via menyala, menandakan notifikasi masuk.
Hp-nya menjalankan fungsinya dengan baik untuk menjembatani Via jadi penikmat instagram story milik seseorang yang pernah jadi garda terdepan untuknya. Aneh sekali, Via bahkan tidak melihat sedikitpun batang hidung pemilik akun itu. Hanya terlihat sebuah gedung tinggi yang ditemani rangkaian kata "Akan saya pastikan untuk mematahkan pertanyaan itu".
Pria itu memang senang bermain dengan kode. Sulit untuk dipahami untuk mengingat kode-kode itu karna ia tidak konsisten dengan hatinya.
Tentu.... ia yang tidak terlalu tegas pada perasannya sendiri.
Kenapa? Aku tidak salah kan?
Diksimu terlalu sulit untuk ku cerna, Sya!
Nama pria itu adalah Rafassya. ia seperti pohon yang kokoh berakar dalam kebijaksanaan, ia menjadi landasan dan inspirasi bagi yang berada di dekatnya. Pria ini adalah kombinasi indah antara kecerdasan dan daya tarik yang tak tertahankan, menyuguhkan inspirasi dan arahan hidup. Apa benar ang dikatan Via, pria seperti dia tak paham betul dengan perasaanya?
Sepertinya itu Asumsi keliru bagi Via. Pria itu tidak benar-benar meninggalkan dia sendiri diatas keraguan. Ia hanya mencipta jarak agar ada spasi yang membuat tulisan bisa terbaca. Rafassya, pergi untuk memperbaiki semuanya, ia hanya ingin benar-benar siap menggendong harapan-harapan Via.
Ini hanya ujian waktu dan jarak, sampai Via tidak dapat memahami setiap kata yang bergandengan di instagram story miliknya adalah semua pesan kabar, bahwa hari bahagia akan segera menjemputnya.
Tidak, mengapa segalanya harus terkait dengan kehadiran seseorang yang baru? Bagaimana dengan Vio, sosok yang telah hadir dalam rentetan cerita ini? Apakah Via akan kembali merajut cerita cintanya dalam pelukan Rafassya?
Semua terpaut dalam benang-benang waktu yang menggantung, menantikan kelanjutan yang belum terjawab. Sosok-sosok itu, dengan segala dinamika dan misterinya, meninggalkan kita dalam kerinduan akan petualangan yang belum tuntas. Seperti halnya senja yang perlahan menghilang, begitu juga kisah ini merayap pergi dengan misteri dan ketidakpastian di ujungnya. Hanya waktu yang akan menjawab, apakah cerita Via akan kembali menyatu dalam pelukan Rafassya atau melanjutkan langkahnya bersama Vio, menjelajahi lembaran baru yang belum terbaca.
Comments
Post a Comment